cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
REKA GEOMATIKA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 2016, No 2 (2016)" : 10 Documents clear
Pemetaan Psikografis Kependudukan Untuk Kepentingan Kampanye Pilkada (Studi Kasus: Kota Cimahi) Gunawan, Muhammad; Sumarno, -; Indrianawati, -
REKA GEOMATIKA Vol 2016, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1493.523 KB) | DOI: 10.26760/jrg.v2016i2.1853

Abstract

ABSTRAKPemilihan kepala daerah (pilkada) memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memilih kepala daerahnya tanpa melalui suatu perwakilan. Dalam pelaksanaan pilkada terdapat proses kampanye yang bertujuan meyakinkan pemilih untuk memilih calon pasangan tertentu. Tujuan dari pemetaan psikografis kependudukan untuk kepentingan kampanye adalah memberikan data awal kampanye dan lokasi potensial kampanye. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistika spasial dengan metode Global Moran’s I dan Getis Ord-­G terhadap data karakteristik kependudukan untuk mengetahui adanya autokorelasi spasial dan bentuk pola kluster antara unit wilayah (kelurahan) di Kota Cimahi. Berdasarkan hasil analisis statistika spasial, dapat diketahui bahwa di seluruh kelurahan Kota Cimahi, data awal kampanye yang relevan adalah data karakteristik pekerjaan dan agama. Karakteristik pendidikan relevan di seluruh kelurahan Kota Cimahi, kecuali Kelurahan Cimahi dan Karangmekar. Karakteristik usia juga relevan di seluruh kelurahan Kota Cimahi, kecuali Kelurahan Cimahi dan Pasirkaliki.Kata kunci: kampanye, statistika spasial, autokorelasi, pola klusterABSTRACTRegional heads election (Pilkada) has given an opportunity to people for choosing their regional heads without any delegation in general election. The general election includes campaign process, which aims to select a certain candidate. In the campaign process, psychographic mapping of demography aims to give preliminary data and potential location of the campaign. This research has used spatial statistical analysis using Global Moran's I and Getis Ord-­G methods for analysing demographic characteristics. The methods aim to know spatial autocorrelation as well as cluster pattern between villages in Cimahi District. The analysis result shows the relevant characteristics in all Cimahi villages are job and religion. Meanwhile, education characteristic is relevant in all villages Cimahi, except Cimahi and Karangmekar villages. Age characteristic is also relevant in all villages Cimahi, except Cimahi and Pasirkaliki villages.Keywords: campaign, spatial statistic, autocorelation, cluster pattern
Analisis Hasil Pengukuran Bidang Tanah Menggunakan Teknologi CORS-­NTRIP dan PPP Kartini, Gusti Ayu Jessy; Rahmani, Salman; Palevi, Reza
REKA GEOMATIKA Vol 2016, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1166.151 KB) | DOI: 10.26760/jrg.v2016i2.1854

Abstract

ABSTRAKKebutuhan akan pemanfaatan tanah dan ruang semakin meningkat setiap tahun. Untuk mengendalikan kebutuhan tersebut maka diperlukan penyediaan sertifikat bidang tanah. Pengadaan sertifikat ini terkait erat dengan metode pengukuran. Badan Pertanahan Nasional melalui petunjuk teknisnya membagi metode pengukuran menjadi empat. Di antara keempat metode tersebut yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode terestrial dan pengamatan satelit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil pengukuran pengamatan satelit menggunakan teknologi CORS-­NTRIP dan PPP yang akan dibandingkan dengan metode terestrial. Simulasi pengukuran dilakukan pada empat jenis bidang tanah, yaitu kebun, lapangan, sawah, dan perumahan. Dari hasil simulasi tersebut disimpulkan bahwa salah satu hal yang mempengaruhi letak dan luas bidang tanah adalah ruang pandang receiver terhadap langit. Dari penelitian ini direkomendasikan agar pengukuran bidang tanah dapat dilakukan dengan menggunakan metode kombinasi.Kata kunci: bidang tanah, GNSS, CORS, NTRIP, PPPABSTRACTThe need for land and space utilization is increasing every year. To control these needs, it is necessary to provide a certificate of land parcels. The procurement of the certificate is closely related to the measurement method. The National Land Agency, through its technical guidance, divides the measurement method into four. Among the four methods, which will be used in this study are terrestrial methods and satellite observations. The purpose of this study was to analyze the results of satellite observation measurements using CORS-­NTRIP and PPP technologies that would be compared with terrestrial methods. The measurement simulation has been carried out by four types of parcels, ie. farm, open area, rice field, and building area. From the simulation results, it is concluded that one of the things that affect the location and the area of land is the receiver's view of the sky. From this research, it is recommended that land parcels measurement should be done by using a combination method.Key words: land parcel, GNSS, CORS, NTRIP, PPP
Model Area Alur Laut Kepulauan Berdasarkan Pairwise Comparison di Selat Ombai dan Lety Kurniawan, Endro Sigit; Deliar, Albertus; Djunarsjah, Eka
REKA GEOMATIKA Vol 2016, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.02 KB) | DOI: 10.26760/rg.v2016i2.1851

Abstract

ABSTRAKPerubahan konstelasi geopolitik wilayah Timor-Timur sesuai pendapat rakyatnya lebih memilih mendirikan negara baru yaitu Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Perubahan ini berdampak terhadap penarikan garis batas maritimnya, yang semula berada di selatan Timor-Timur antara RI-Australia menjadi berada disebelah utara antara RI-RDTL di Selat Ombai dan di Selat Lety. Penelitian ini memodelkan skema Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang memasukkan perubahan geopolitik berdasarkan metode Pairwise Comparison (PC). Hasil penelitian menunjukkan empat skema konsisten yaitu skema 1,2,3,4. Kondisi skema tersebut adalah 1=AL>HI, AL>IN, HI>IN; 2=AL<HI,AL>IN, HI>IN; 3=AL<HI, AL<IN, HI>IN; and 4=AL<HI, AL<IN, HI<IN (AL: kritera Aspek Legal, HI: kriteria Hidrografi, AN: kriteria Aktivitas Navigasi). Proses gradasi dari keempat skema menghasilkan interval skor terbesar dan hasilnya menunjukkan perbedaan dalam unsur spasialnya. Skema satu membentuk lebih dari satu unsur spasial, sedangkan skema 2,3,4 membentuk satu unsur spasial saja. Berdasarkan hasil ini skema 2,3,4 tidak membentuk suatu area alur navigasi yang dapat menghubungkan satu wilayah perairan ke wilayah perairan yang lain, sementara unsur spasial skema 1 membentuk area alur navigasi yang menghubungkan satu wilayah perairan ke wilayah perairan yang lain. Skema satu menjadi rekomendasi sebagai model area untuk merivisi alur laut. Kata kunci: ALKI, Timor Leste, Pairwise Comparison, Selat Ombai, Selat LetyABSTRACTGeopolitical of Timor-Leste has changed after the Timorese voted for independence and built new country called DemocraticR epublic of Timor-Leste (RDTL). The change impacts maritime boundaries between RDTL and Republic of Indonesia (RI). Before independence the maritime boundary is in southern RDTL between the RI and Australia, and now the boundary is in north between RI-RDTL within Ombai and Lety straits. This research models the Archipelagic Sea Lanes of Indonesia (ALKI) scheme by including the geopolitical changed and using Pairwise Comparison (PC) method. Results show there are four consistent schemes (1 to 4 scheme) and the scheme conditions are 1=AL>HI, AL>IN, HI>IN; 2=AL<HI, AL>IN, HI>IN; 3=AL<HI ,AL<IN ,HI>IN; and 4=AL<HI, AL<IN, HI<IN (AL: Law criteria; HI: Hydrographic criteria, AN: Activity Navigation criteria). Scheme gradiation process results higher score and it shows spatial aspect differences. Scheme 1 has more than one spatial aspect, while scheme 2, 3, 4 has only one spatial aspect. Based on this result, scheme 2,3,4 do not forming sea line which connect one island to other island in Indonesia Archipelago. Meanwhile, scheme 1 forms sea line conecting islands in Indonesia Archipelago. In that matter, model recommendation for sea line revision is scheme 1. Keywords: ALKI, Timor Leste, Pairwise Comparison, Ombai Strait, Lety Strait
Evaluasi Pembangunan Sistem Visualisasi Data (Studi Kasus: Pengelolaan Data pada Kementerian Dalam Negeri Indonesia) Abyadl, Muhammad Fikry; Sumarno, -; Indrianawati, -
REKA GEOMATIKA Vol 2016, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.174 KB) | DOI: 10.26760/.v2016i2.1855

Abstract

ABSTRAKPembangunan sistem visualisasi data (vista) Kemendagri merupakan langkah awalpengolahan data dan informasi Kemendagri oleh Pusdatinkomtel untuk menyederhanakan, mempermudah, mempercepat, memanipulasi, serta mengolah data dan informasi menjadi berbagai variasi penyajian data. Kebutuhan penyajian data dan informasi pada sistem vista disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja di lingkungan Kemendagri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pembangunan sistem vista Kemendagri terkait data, metode, dan implementasi visualisasi data. Metode penelitian yang digunakan adalah metode top-­down, yaitu metode analisis kebutuhan data yang diturunkan berdasarkan tupoksi yang telah terbentuk di instansi tersebut. Hasil identifikasi data berdasarkan tupoksi Kemendagri selanjutnya dibandingkan dengan hasil identifikasi sistem vista Kemendagri sehingga dapat dilakukan analisis kesesuaian data. Dari hasil analisis tersebut, dapat diketahui bahwa sistem vista Kemendagri baru memenuhi 71,11% dari kebutuhan penyajian data dan informasi di lingkungan Kemendagri. Hal tersebut dikarenakan setiap kategori pada sistem vista masih terdapat kekosongan data sehingga belum memenuhi keseluruhan kebutuhan penyajian data.Kata kunci: visualisasi data, sistem visualisasi data, kementerian dalam negeriABSTRACTDevelopment of the Ministry of Home Affair’s data visualization system by Pusdatinkomtel is a first step in processing the Ministry of Home Affair’s data and information. The development aims to simplify, accelerate, facilitate, manipulate and process data and information into various data visualizations. Data and information visualization necessity develops in agreement with basic task and function of work unit in the Ministry of Home Affair’s. This study aims to evaluate development of the Ministry of Home Affair’s data visualization system related to the data, method, and implementation of data visualization. The research method in this study uses a top-­down method. The method analyses data needs based on the basic task and function of work unit in the Ministry of Home Affairs. Furthermore, data suitability analysis is done by comparing result of data identification based on the basic task and function of Ministry of Home Affair’s with data visualization system. The analysis result shows the Ministry of Home Affair’s data visualization system only fulfilling 71.11% from the data and information visualization necessity in the Ministry of Home Affair’s. This is because each category in data visualization system still has data gaps so it has not met the overall needs of data visualization.Keywords: data visualization, data visualization system, ministry of home affairs
Penggambaran 3 Dimensi (3D) Gedung Sebagai Penjabaran Level of Detail (LOD) Rinaldy, -; Andari, Renanda
REKA GEOMATIKA Vol 2016, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.451 KB) | DOI: 10.26760/jrg.v2016i2.1863

Abstract

ABSTRAKSetiap bangunan fisik memerlukan pemeliharaan dan perawatan, agar berfungsi dengan baik. Pengelolaan bangunan tersebut sangat memerlukan informasi atas obyek yang dimaksud, baik secara menyeluruh ataupun pada setiap bagian gedung. Salah satu cara yang dapat memudahkan hal tersebut adalah melalui visualisasi obyek secara menyeluruh dalam bentuk gambar digital 3D. Gambar digital bangunan, dapat dinyatakan dalam bentuk bagian obyek sebagai entity yang dapat dikaitkan secara langsung dengan Sistem Informasi Manajemen. Studi ini merupakan langkah awal penggambaran data gedung 3D yang berkembang dalam berbagai aspek teknis, baik pengelolaan data grafis maupun sistem informasi 3D dengan mengambil Gedung 18 Institut Teknologi Nasional Bandung sebagai studi kasus. Metode yang digunakan adalah teknik pengukuran interior, eksterior, dan penggabungan. Hasil penelitian ini berupa gambar gedung 3D yang dapat digunakan sebagai data penunjang dalam pemeliharaan dan perawatan gedung.Kata kunci: penggambaran 3D, bangunan gedung, pemeliharaan, perawatanABSTRACTEach physical building need maintenance and treatments, in order to function properly. Building management requires information on the object in question, either as a whole or on any part of the building. One way to facilitate this is through visualization object as a whole in the form of 3D digital images. The digital image of the building, can be expressed in the shape of the object as an "entity" that can be attributed directly to the Management Information System.This study is intended as a first step depiction of 3D building data is developed in various technical aspects, both graphical and data management information system 3D by using Building 18 of Institut Teknologi Nasional Bandung as the case study. The methods used in this study are interior-exterior measurement and mosaicking. The result of this research is 3D building image which can be used as supporting data in the building maintenance and treatments.Keywords: 3D drawing, building, maintenance, treatments
Evaluasi Pembangunan Sistem Visualisasi Data (Studi Kasus: Pengelolaan Data pada Kementerian Dalam Negeri Indonesia) Muhammad Fikry Abyadl; - Sumarno; - Indrianawati
REKA GEOMATIKA Vol 2016, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPembangunan sistem visualisasi data (vista) Kemendagri merupakan langkah awalpengolahan data dan informasi Kemendagri oleh Pusdatinkomtel untuk menyederhanakan, mempermudah, mempercepat, memanipulasi, serta mengolah data dan informasi menjadi berbagai variasi penyajian data. Kebutuhan penyajian data dan informasi pada sistem vista disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja di lingkungan Kemendagri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pembangunan sistem vista Kemendagri terkait data, metode, dan implementasi visualisasi data. Metode penelitian yang digunakan adalah metode top-­down, yaitu metode analisis kebutuhan data yang diturunkan berdasarkan tupoksi yang telah terbentuk di instansi tersebut. Hasil identifikasi data berdasarkan tupoksi Kemendagri selanjutnya dibandingkan dengan hasil identifikasi sistem vista Kemendagri sehingga dapat dilakukan analisis kesesuaian data. Dari hasil analisis tersebut, dapat diketahui bahwa sistem vista Kemendagri baru memenuhi 71,11% dari kebutuhan penyajian data dan informasi di lingkungan Kemendagri. Hal tersebut dikarenakan setiap kategori pada sistem vista masih terdapat kekosongan data sehingga belum memenuhi keseluruhan kebutuhan penyajian data.Kata kunci: visualisasi data, sistem visualisasi data, kementerian dalam negeriABSTRACTDevelopment of the Ministry of Home Affair’s data visualization system by Pusdatinkomtel is a first step in processing the Ministry of Home Affair’s data and information. The development aims to simplify, accelerate, facilitate, manipulate and process data and information into various data visualizations. Data and information visualization necessity develops in agreement with basic task and function of work unit in the Ministry of Home Affair’s. This study aims to evaluate development of the Ministry of Home Affair’s data visualization system related to the data, method, and implementation of data visualization. The research method in this study uses a top-­down method. The method analyses data needs based on the basic task and function of work unit in the Ministry of Home Affairs. Furthermore, data suitability analysis is done by comparing result of data identification based on the basic task and function of Ministry of Home Affair’s with data visualization system. The analysis result shows the Ministry of Home Affair’s data visualization system only fulfilling 71.11% from the data and information visualization necessity in the Ministry of Home Affair’s. This is because each category in data visualization system still has data gaps so it has not met the overall needs of data visualization.Keywords: data visualization, data visualization system, ministry of home affairs
Penggambaran 3 Dimensi (3D) Gedung Sebagai Penjabaran Level of Detail (LOD) - Rinaldy; Renanda Andari
REKA GEOMATIKA Vol 2016, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSetiap bangunan fisik memerlukan pemeliharaan dan perawatan, agar berfungsi dengan baik. Pengelolaan bangunan tersebut sangat memerlukan informasi atas obyek yang dimaksud, baik secara menyeluruh ataupun pada setiap bagian gedung. Salah satu cara yang dapat memudahkan hal tersebut adalah melalui visualisasi obyek secara menyeluruh dalam bentuk gambar digital 3D. Gambar digital bangunan, dapat dinyatakan dalam bentuk bagian obyek sebagai entity yang dapat dikaitkan secara langsung dengan Sistem Informasi Manajemen. Studi ini merupakan langkah awal penggambaran data gedung 3D yang berkembang dalam berbagai aspek teknis, baik pengelolaan data grafis maupun sistem informasi 3D dengan mengambil Gedung 18 Institut Teknologi Nasional Bandung sebagai studi kasus. Metode yang digunakan adalah teknik pengukuran interior, eksterior, dan penggabungan. Hasil penelitian ini berupa gambar gedung 3D yang dapat digunakan sebagai data penunjang dalam pemeliharaan dan perawatan gedung.Kata kunci: penggambaran 3D, bangunan gedung, pemeliharaan, perawatanABSTRACTEach physical building need maintenance and treatments, in order to function properly. Building management requires information on the object in question, either as a whole or on any part of the building. One way to facilitate this is through visualization object as a whole in the form of 3D digital images. The digital image of the building, can be expressed in the shape of the object as an "entity" that can be attributed directly to the Management Information System.This study is intended as a first step depiction of 3D building data is developed in various technical aspects, both graphical and data management information system 3D by using Building 18 of Institut Teknologi Nasional Bandung as the case study. The methods used in this study are interior-exterior measurement and mosaicking. The result of this research is 3D building image which can be used as supporting data in the building maintenance and treatments.Keywords: 3D drawing, building, maintenance, treatments
Pemetaan Psikografis Kependudukan Untuk Kepentingan Kampanye Pilkada (Studi Kasus: Kota Cimahi) Muhammad Gunawan; - Sumarno; - Indrianawati
REKA GEOMATIKA Vol 2016, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPemilihan kepala daerah (pilkada) memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memilih kepala daerahnya tanpa melalui suatu perwakilan. Dalam pelaksanaan pilkada terdapat proses kampanye yang bertujuan meyakinkan pemilih untuk memilih calon pasangan tertentu. Tujuan dari pemetaan psikografis kependudukan untuk kepentingan kampanye adalah memberikan data awal kampanye dan lokasi potensial kampanye. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistika spasial dengan metode Global Moran’s I dan Getis Ord-­G terhadap data karakteristik kependudukan untuk mengetahui adanya autokorelasi spasial dan bentuk pola kluster antara unit wilayah (kelurahan) di Kota Cimahi. Berdasarkan hasil analisis statistika spasial, dapat diketahui bahwa di seluruh kelurahan Kota Cimahi, data awal kampanye yang relevan adalah data karakteristik pekerjaan dan agama. Karakteristik pendidikan relevan di seluruh kelurahan Kota Cimahi, kecuali Kelurahan Cimahi dan Karangmekar. Karakteristik usia juga relevan di seluruh kelurahan Kota Cimahi, kecuali Kelurahan Cimahi dan Pasirkaliki.Kata kunci: kampanye, statistika spasial, autokorelasi, pola klusterABSTRACTRegional heads election (Pilkada) has given an opportunity to people for choosing their regional heads without any delegation in general election. The general election includes campaign process, which aims to select a certain candidate. In the campaign process, psychographic mapping of demography aims to give preliminary data and potential location of the campaign. This research has used spatial statistical analysis using Global Moran's I and Getis Ord-­G methods for analysing demographic characteristics. The methods aim to know spatial autocorrelation as well as cluster pattern between villages in Cimahi District. The analysis result shows the relevant characteristics in all Cimahi villages are job and religion. Meanwhile, education characteristic is relevant in all villages Cimahi, except Cimahi and Karangmekar villages. Age characteristic is also relevant in all villages Cimahi, except Cimahi and Pasirkaliki villages.Keywords: campaign, spatial statistic, autocorelation, cluster pattern
Analisis Hasil Pengukuran Bidang Tanah Menggunakan Teknologi CORS-­NTRIP dan PPP Gusti Ayu Jessy Kartini; Salman Rahmani; Reza Palevi
REKA GEOMATIKA Vol 2016, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKebutuhan akan pemanfaatan tanah dan ruang semakin meningkat setiap tahun. Untuk mengendalikan kebutuhan tersebut maka diperlukan penyediaan sertifikat bidang tanah. Pengadaan sertifikat ini terkait erat dengan metode pengukuran. Badan Pertanahan Nasional melalui petunjuk teknisnya membagi metode pengukuran menjadi empat. Di antara keempat metode tersebut yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode terestrial dan pengamatan satelit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil pengukuran pengamatan satelit menggunakan teknologi CORS-­NTRIP dan PPP yang akan dibandingkan dengan metode terestrial. Simulasi pengukuran dilakukan pada empat jenis bidang tanah, yaitu kebun, lapangan, sawah, dan perumahan. Dari hasil simulasi tersebut disimpulkan bahwa salah satu hal yang mempengaruhi letak dan luas bidang tanah adalah ruang pandang receiver terhadap langit. Dari penelitian ini direkomendasikan agar pengukuran bidang tanah dapat dilakukan dengan menggunakan metode kombinasi.Kata kunci: bidang tanah, GNSS, CORS, NTRIP, PPPABSTRACTThe need for land and space utilization is increasing every year. To control these needs, it is necessary to provide a certificate of land parcels. The procurement of the certificate is closely related to the measurement method. The National Land Agency, through its technical guidance, divides the measurement method into four. Among the four methods, which will be used in this study are terrestrial methods and satellite observations. The purpose of this study was to analyze the results of satellite observation measurements using CORS-­NTRIP and PPP technologies that would be compared with terrestrial methods. The measurement simulation has been carried out by four types of parcels, ie. farm, open area, rice field, and building area. From the simulation results, it is concluded that one of the things that affect the location and the area of land is the receiver's view of the sky. From this research, it is recommended that land parcels measurement should be done by using a combination method.Key words: land parcel, GNSS, CORS, NTRIP, PPP
Model Area Alur Laut Kepulauan Berdasarkan Pairwise Comparison di Selat Ombai dan Lety Endro Sigit Kurniawan; Albertus Deliar; Eka Djunarsjah
REKA GEOMATIKA Vol 2016, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPerubahan konstelasi geopolitik wilayah Timor-Timur sesuai pendapat rakyatnya lebih memilih mendirikan negara baru yaitu Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Perubahan ini berdampak terhadap penarikan garis batas maritimnya, yang semula berada di selatan Timor-Timur antara RI-Australia menjadi berada disebelah utara antara RI-RDTL di Selat Ombai dan di Selat Lety. Penelitian ini memodelkan skema Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang memasukkan perubahan geopolitik berdasarkan metode Pairwise Comparison (PC). Hasil penelitian menunjukkan empat skema konsisten yaitu skema 1,2,3,4. Kondisi skema tersebut adalah 1=AL>HI, AL>IN, HI>IN; 2=AL<HI,AL>IN, HI>IN; 3=AL<HI, AL<IN, HI>IN; and 4=AL<HI, AL<IN, HI<IN (AL: kritera Aspek Legal, HI: kriteria Hidrografi, AN: kriteria Aktivitas Navigasi). Proses gradasi dari keempat skema menghasilkan interval skor terbesar dan hasilnya menunjukkan perbedaan dalam unsur spasialnya. Skema satu membentuk lebih dari satu unsur spasial, sedangkan skema 2,3,4 membentuk satu unsur spasial saja. Berdasarkan hasil ini skema 2,3,4 tidak membentuk suatu area alur navigasi yang dapat menghubungkan satu wilayah perairan ke wilayah perairan yang lain, sementara unsur spasial skema 1 membentuk area alur navigasi yang menghubungkan satu wilayah perairan ke wilayah perairan yang lain. Skema satu menjadi rekomendasi sebagai model area untuk merivisi alur laut. Kata kunci: ALKI, Timor Leste, Pairwise Comparison, Selat Ombai, Selat LetyABSTRACTGeopolitical of Timor-Leste has changed after the Timorese voted for independence and built new country called DemocraticR epublic of Timor-Leste (RDTL). The change impacts maritime boundaries between RDTL and Republic of Indonesia (RI). Before independence the maritime boundary is in southern RDTL between the RI and Australia, and now the boundary is in north between RI-RDTL within Ombai and Lety straits. This research models the Archipelagic Sea Lanes of Indonesia (ALKI) scheme by including the geopolitical changed and using Pairwise Comparison (PC) method. Results show there are four consistent schemes (1 to 4 scheme) and the scheme conditions are 1=AL>HI, AL>IN, HI>IN; 2=AL<HI, AL>IN, HI>IN; 3=AL<HI ,AL<IN ,HI>IN; and 4=AL<HI, AL<IN, HI<IN (AL: Law criteria; HI: Hydrographic criteria, AN: Activity Navigation criteria). Scheme gradiation process results higher score and it shows spatial aspect differences. Scheme 1 has more than one spatial aspect, while scheme 2, 3, 4 has only one spatial aspect. Based on this result, scheme 2,3,4 do not forming sea line which connect one island to other island in Indonesia Archipelago. Meanwhile, scheme 1 forms sea line conecting islands in Indonesia Archipelago. In that matter, model recommendation for sea line revision is scheme 1. Keywords: ALKI, Timor Leste, Pairwise Comparison, Ombai Strait, Lety Strait

Page 1 of 1 | Total Record : 10